Postingan

Rehat

Barangkali dukungan dapat menyembuhkan Untuk kamu yang bertahan dalam kerasnya semesta Istirahatlah sejenak tak mengapa Jangan terburu Tidak perlu menggebu-gebu menjadi nomor satu Semua ada jatah waktu Tunggu! Silahkan jika ingin bersedih Biar kecewa menyatu pada tiap tetes rintih-rintih Kamu sendiri tahu jiwa tengah meringkih Tapi tetap senyum menjadi balut bagi perih Cukup banyak yang tertutupi Semua tidak akan baik-baik dengan bersembunyi Lepas dari ini kamu harus kembali bangkit Jangan pernah lagi mengungkit Itu hanya sekedar melilit hati untuk semakin sakit Yang sudah biar sudah tidak perlu dikais lalu dikait Sebab hidup tetap maju dan banyak mimpi perlu direkat dan dirakit

Selesai ?

Kita adalah sebelum takdir memisahkan dengan segala perencanaan. Jiwa terpasung lara Raga berisi ruang hampa Hati yang merekat retak dan pecah Terbuka mengalir darah Karena terselip kabar kau bahagia Menemukan pasangan baru di sana Lalu apa kabar aku disini ? Yang kau terlantarkan segenap hati Meminta untuk dinanti Sebab pergimu untuk kembali lagi Bertanggung jawab atas semua janji Seolah untuk menghibur diri. Aku akan sembuh seperti semula. Tidak perlu tergesa Tidak perlu terburu Tidak perlu juga merasa takut Hidup memang begini adanya , berpola, tak berirama, tapi sempurna. Tidak terlalu cepat. Tidak terlalu lambat. Tapi tepat. -bersama suara yang pernah terlara Y

Tuan

Pertemuan kita dirancang semesta dengan begitu sempurna Tuan Hadirmu ialah seorang tamu jauh nan dari pelantaran tidak pasti Mencoba menyinggahi rumah yang telah lama tak berpenghuni Mula hanya sekedar berteduh , tapi kau malah memberanikan diri Mengetuk ruang yang telah lama terkunci berisikan aku seorang diri Dengan perlahan meyakinkan setiap ragu Hingga merasa terbiasa sampai tanpa sadar terhasut bujuk rayu untuk mau memulai cerita baru Lalu sekali lagi aku mencoba percaya Tuan Kala semakin berjalan Apapun terbentuk dari awal semoga tetap bertahan Lalu jangan kecewakan hati yang tengah berlindung padamu.

Juang

Untuk kalian yang tengah berjuang. Sampai lah sudah pada akhir zona nyaman Selanjutnya , kembali lagi memutuskan Akan menuju jalan kemana untuk bisa raih masa depan Memikirkan, sembari bersama merajut impian Tidak apa memiliki banyak harapan , asal jangan lupakan kewajiban Terus saja berjuang hingga titik darah penghabisan dan biar Tuhan yang menentukan Hilangkan keraguan saat menetapkan dan jangan ada kata penyesalan Karena sudah menjadi pilihan yang harus dipertanggung jawabkan Jangan khawatir hasil akhir tak akan mengecewakan , jika doa dan usaha selalu dimaksimalkan.

Pembohong

Adalah dia yang katanya melupakan , sebenarnya belum bisa merelakan Merekayasa bahagia setelah ditinggal pergi , tapi nyatanya masih terasa perih Memaksa diri tersenyum padahal isi hati hancur lebur Menunjukan seolah telah bangkit dari kesedihan , padahal sedang sesak dirundung kepiluan Semuanya bohong dan dia adalah pembohong Kenyataan paling benar ialah dia diam-diam sedang merekatkan patahan harapan yang telah hancur menjadi remahan Memungut ribuan janji tanpa satu saja dipertanggung jawabkan Meramut beberapa sisa kenangan yang belum direnggut kepedihan Pembohong ini sedang menulis sendiri ceritanya Membuat drama bahwa seusai perpisahan ada banyak bahagia Dengan ditutupi oleh banyak tawa Sehingga tak seorang mengetahui masih ada banyak luka Dengarkan , dari semua kebohongan ini dia ingin bersua Bahwa apapun itu jangan membuat pengharapan besar pada manusia , agar hasil akhir tak menyisa lara.

Aku

Kata aku diantara kita adalah yang paling terluka Bukankah dulu kamu paling menginginkan aku bahagia Apa buktinya ? Apakah sekarang ada ? Masikah janji terus kau jaga ? Tidak bukan! Kenyataannya kamu sendiri yang memilih untuk menjelajahi hati lagi Diam-diam di belakangku mulai beranjak pergi Satu kali Dua kali Aku menegur dan memintamu baik-baik untuk kembali Tapi selalu saja kau ulangi lagi dan lagi Sudah cukup mempertahankan kembali Bukan karena hilang rasa ini Melainkan lelah, karena kau buat hubungan serumit ikatan tali Kalau sudah tak ingin menetap disini Mari semua diakhiri dan dengan segenap hati kupersilahkan untuk pergi.

Untuk Apa

Lama menjalin keterikatan Tapi selalu merasa kesepian Hubungan terlalu rapuh terkikis masa Kabar yang kian mereda Rasa kembali hampa Pertemuan hanya seperlunya Untuk apa ? Semua ini dijaga Pajangan status tak sendiri Tapi diri terus merintih perih Menangis sampai menjadi-jadi tanpa kamu pernah memahami Untuk apa ? Merekayasa maya menunjukan seolah kita pasangan paling bahagia Tapi nyatanya aku sendiri yang paling terluka Lebih baik sudahi saja , sebelum semua menjadi tak baik pada akhirnya Mungkin akan lebih bahagia , jika memang tidak lagi bersama.